Kunjungan Matrikulasi Akademik Mahasiswa PBSB IAT UIN Sunan Kalijaga ke Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) – Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) Kementerian Agama RI, Bogor
Bogor, 2025 — Mahasiswa penerima Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dengan konsentrasi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta melakukan kunjungan akademik ke Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) – Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) Kementerian Agama Republik Indonesia pada hari Jum’at, 14 November 2025, sebagai bagian dari kegiatan matrikulasi akademik.
Tidak hanya seluruh mahasiswa PBSB IAT angkatan 2024, kunjungan ini juga didampingi oleh beberapa dosen pengelola, yaitu Ibu Subkhani Kusuma Dewi, M. A., Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, S. Ag. , M. Ag., Ibu Aida Hidayah, S. Th. I. , M. Hum., Ibu Fitriana Firdausi, S. Th. I. , M. Hum., dan Ibu Jujuk Najibah Ardianingsih, S. Psi.
Setelah tiba di PLKI – UPQ, peserta disambut oleh tampilan seni kaligrafi Surah Al-‘Alaq dengan gaya kufi murabba’ di bagian depan gedung. Kemudian, mereka diarahkan ke lobi lantai satu untuk mengikuti sambutan dan penjelasan tentang lembaga PLKI – UPQ yang di sampaikan oleh Tim Humas PLKI – UPQ. Mereka menjelaskan peranan UPQ sebagai lembaga pemerintah resmi yang bertanggung jawab mencetak Mushaf Standar Indonesia. Selanjutnya, peserta diajak mengunjungi galeri yang menampilkan koleksi mushaf dan karya kaligrafi, termasuk mushaf standar, terjemahan, serta mushaf berbahasa daerah seperti Sunda, Mandarin, sebagai bentuk dukungan terhadap keragaman budaya serta memperluas pemahaman Al-Qur'an.
Kemudian Kunjungan berlanjut ke lantai empat yang merupakan tempat auditorium PLKI – UPQ. Dalam sesi ini, para peserta menyaksikan video sejarah penetapan Mushaf Standar Indonesia yang berawal dari Muker Ulama antara tahun 1974 hingga tahun 1983, termasuk penjelasan mengenai rasm Utsmani, kaidah tajwid, dan sistem pembagian ayat. Setelah pemutaran video, dilaksanakan sesi kuis edukatif di mana beberapa peserta menerima mushaf edisi terbaru — Cetakan tahun 2025, sebagai bentuk penghargaan.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke lantai tiga, yang menampung perpustakaan UPQ dengan koleksi buku-buku tafsir dari yang klasik, pertengahan, modern, hingga kontemporer, ulumul Qur’an, kamus Lisan al-‘Arab, serta karya-karya tafsir ulama Nusantara. Pada lantai yang sama, peserta mengunjungi ruang digital untuk edukasi keagamaan yang memperlihatkan berbagai video tentang sejarah tokoh dan literasi Islam.
Kemudian, mereka menuju lantai dua di mana terdapat koleksi manuskrip mushaf klasik, termasuk replika dari masa sahabat hingga periode Umayyah serta manuskrip asli Nusantara seperti manuskrip khas Aceh. Di lantai ini, juga diperlihatkan mushaf kategori inklusif, yaitu mushaf isyarat untuk penyandang tuli dan mushaf braille untuk penyandang tunanetra sebagai usaha pemerataan literasi agama.
Masih di lantai tersebut, peserta diperkenalkan dengan peralatan produksi mushaf. Meskipun saat kunjungan pegawai sedang melaksanakan Work From Home (WFH), sehingga proses produksi tidak dapat dilihat langsung, namun semua penjelasan teknis tetap diberikan secara menyeluruh, termasuk tujuh tahap pencetakan mushaf yang wajib dilakukan, yaitu:
- Memeriksa materi awal dan menyusun dummy mushaf.
- Mengirim dummy ke Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) untuk verifikasi yang lebih mendetail.
- Pemeriksaan lanjutan oleh para ḥuffāẓ dan Tim Quality Control (QC).
- Digitalisasi materi untuk pemeriksaan selanjutnya.
- Proses pembuatan film/plat sebagai sarana produksi massal.
- Penggabungan, penjahitan, dan pemeriksaan ulang setiap lembar mushaf yang telah diberi stempel QC.
- Tahap akhir berupa pengecekan terakhir setelah penutupan cover dan penambahan stempel resmi.
Semua proses ini dilaksanakan dengan menerapkan prinsip iḥtiyāṭ (kehati-hatian dan menjaga kesucian), sehingga setiap kesalahan harus diperbaiki sebelum mushaf dicetak secara massal. Mushaf yang dianggap tidak memenuhi standar tidak akan disebarkan untuk menjaga kesucian teks Al-Qur'an. Para pegawai juga diwajibkan menjaga kesucian, termasuk berwudhu dan larangan bagi pegawai wanita yang sedang haid untuk menangani mushaf.
Melalui presentasi yang dilakukan, PLKI–UPQ menjelaskan bahwa lembaga ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat percetakan, tetapi juga sebagai pusat literasi, penelitian, dan pendidikan masyarakat. UPQ memproduksi mushaf dalam berbagai ukuran dan variasi, termasuk mushaf dalam bahasa daerah dan mushaf yang inklusif, dengan visi untuk menjadi percetakan Al-Qur’an terbesar di Asia Tenggara.
Salah satu Tim PLKI – UPQ juga menjelaskan bahwa Pembangunan gedung dan fasilitas PLKI–UPQ ini dimulai pada tahun 2023 dan diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M. A. , pada tahun 2024, dan hingga saat ini terus memperluas fasilitas, termasuk rencana untuk membuat replika kehidupan Rasulullah SAW sebagai sarana pembelajaran.
Kunjungan ini menjadi sarana untuk meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai proses produksi mushaf, pengembangan literasi keislaman, serta komitmen pemerintah dalam menjaga keaslian dan distribusi Al-Qur’an. Melalui pengalaman ini, peserta berharap PLKI – UPQ dapat terus bertumbuh menjadi ikon literasi Qur’ani modern yang memberikan kontribusi bagi Indonesia dan dunia.
-Fariihatusshubhi