Prodi IAT UIN Sunan Kalijaga Gelar Welcoming Session Perdana Sambut Mahasiswa Baru

Yogyakarta, 6 Agustus 2025 – Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Welcoming Session bagi mahasiswa baru Tahun Akademik 2025/2026. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom pada Rabu, 6 Agustus 2025, pukul 10.00 WIB.

Agenda ini bertujuan untuk menyambut dan memperkenalkan lingkungan akademik, program unggulan, serta berbagai peluang pengembangan diri yang tersedia di Prodi IAT. Di antaranya adalah International Undergraduate Program (IUP), program pertukaran pelajar, serta program unggulan lainnya.

Kegiatan dibuka oleh MC Imas Lu’ul Jannah, disusul sambutan dari jajaran pimpinan fakultas dan program studi, yaitu:

  • Prof. Dr. H. Robby Habiba Abror, M.Hum. – Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
  • Prof. Dr. Saifuddin Zuhri, M.A. – Wakil Dekan I
  • Subkhani Kusuma Dewi, M.A., Ph.D. – Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Dalam sambutannya, Kaprodi IAT menekankan pentingnya kesiapan mental dalam menempuh studi di bidang Al-Qur’an. Ia mengutip Surah al-Mujādilah ayat 11 untuk mengingatkan bahwa peningkatan derajat penuntut ilmu harus didahului dengan adab, kesiapan, dan sikap saling menghargai di ruang-ruang keilmuan.

“Sebelum kita meraih derajat yang tinggi sebagai penuntut ilmu, ada banyak hal yang harus kita perhatikan—termasuk kesiapan menghargai proses belajar dan menghormati majelis ilmu. Ayat ini mengajarkan bahwa siapa yang memberi ruang dan peran bagi orang lain, Allah akan memberi ruang dan derajat baginya,” ujarnya.

Wakil Dekan I, Prof. Saifuddin Zuhri, M.A., dalam pengantarnya menekankan kekuatan Prodi IAT sebagai rumah akademik yang lengkap dan kompetitif.

“Di IAT, kalian akan belajar dari para pakar tafsir dan ulumul Qur’an yang luar biasa—dari pendekatan ma’na cum-maghza, maqāṣidī, hingga living Qur’an. Banyak dosen kami adalah alumni luar negeri seperti Jerman, Amerika, Australia, hingga Timur Tengah. Bahkan, kelas internasional masih terbuka bagi yang tertarik menantang diri lebih jauh,” ungkapnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas, Prof. Dr. Robby Habiba Abror, M.Hum., menggarisbawahi konsistensi Prodi IAT sebagai salah satu program studi dengan peminat tertinggi di UIN Sunan Kalijaga. Ia juga menyinggung rencana strategis untuk membuka jenjang S3 serta memperkuat program internasional.

“IAT tidak hanya unggul dalam SDM dan peminat, tetapi juga berperan sebagai pelopor dalam pengembangan program internasional. Mahasiswa angkatan ini akan menjadi lulusan pertama dari International Undergraduate Program yang tengah kami kembangkan sebagai model unggulan,” jelasnya.


Ia pun mengajak mahasiswa untuk membangun jejaring, aktif berdialog dengan dosen, serta memanfaatkan masa studi sebaik mungkin. “Gunakan empat tahun ini untuk menempah diri, menumbuhkan semangat akademik, dan belajar dari pengalaman dosen-dosen kita, termasuk yang menimba ilmu di luar negeri.”

Salah satu segmen utama adalah Sharing Session: Keunggulan Menjadi Mahasiswa IAT UIN SUKA, yang menghadirkan dua narasumber inspiratif, yaitu Dr.phil. Mu’ammar Zayn Qadafy, M.Hum. dan Lien Iffah Naf’atu Fina, M.Hum.

Salah satu sesi paling dinantikan dalam acara ini adalah sharing inspiratif dari Dr.phil. Mu’ammar Zayn Qadafy, M.Hum., dosen Prodi IAT sekaligus alumnus universitas di Jerman. Dalam pemaparannya, beliau mendorong mahasiswa baru untuk mempertimbangkan bergabung dengan International Undergraduate Program (IUP)—sebuah skema kelas internasional yang sedang dikembangkan sebagai flagship Prodi IAT.

“Kalian adalah 150 orang yang terpilih dari ribuan peminat. Saya ingin mengajak 30 terbaik dari kalian untuk mempertimbangkan alih status ke IUP. Ini bukan sekadar kelas internasional—tapi gerakan, sebuah peluang yang tidak datang dua kali,” ungkap Mu’ammar.

Ia menyoroti beberapa keunggulan Prodi IAT sebagai salah satu program studi tertua di Indonesia (berdiri sejak tahun 2002, dengan akar sejak 1960 di Fakultas Syariah), dan kini telah memiliki lebih dari 3.600 alumni yang tersebar di berbagai sektor. Selain itu, IAT juga menjadi rumah bagi Asosiasi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir se-Indonesia (AIAT), yang saat ini diketuai oleh Prof. Sahiron Syamsuddin, salah satu guru besar di Prodi IAT.

“Lulusan IAT tidak harus menjadi dosen atau mubalig. Kita bisa menjadi analis di NGO Islam, humanitarian officer, konsultan etika, jurnalis keagamaan, hingga diplomat Islam. Dunia bergerak cepat. Dari divine revelation, kita harus menuju global relevance.”

Bagian lain yang dinanti dalam sesi ini adalah inspirational sharing dari Lien Iffah Naf’atu Fina, M.Hum., dosen UIN Sunan Kalijaga dan kandidat doktor di University of Chicago. Dalam gaya bertutur yang hangat dan membumi, Lien mengisahkan perjalanan intelektual sebagai alumni IAT yang berasal dari latar belakang eksakta.

Ia menuturkan bahwa kuliah di Prodi IAT adalah momen penting dalam transformasi dirinya. Di sanalah ia melihat sosok-sosok inspiratif – dosen dan alumni – yang pernah meraih pendidikan di luar negeri, sehingga membangkitkan mimpinya untuk menapaki jejak yang sama.

“Eksposur itulah yang menumbuhkan imajinasi bahwa mimpi itu mungkin. Bahwa saya bisa menjadi seperti mereka,” ujarnya.

Lien menampilkan dokumentasi perjalanan akademiknya hingga sampai program doktoral di University of Chicago, serta keterlibatannya dalam berbagai program internasional di Australia, Turki, Maroko, dan negara lainnya. Ia menekankan pentingnya “momen pecah telur” — saat ketika mimpi menjadi nyata, yang menurutnya kerap hadir setelah seseorang berani keluar dari zona nyaman dan membuka diri pada kemungkinan-kemungkinan baru. Lebih jauh, beliau menaruh harapan besar kepada mahasiswa baru, khususnya para perempuan, agar memiliki semangat yang sama: menjadikan IAT sebagai gerbang untuk melampaui batas diri.

“Saya berdiri di atas pundak para perempuan yang lebih dulu menempuh jalan ini. Dan saya berdoa, semoga kelak kalian pun menjadi perempuan-perempuan tangguh yang kuliah hingga S3 di luar negeri,” ungkapnya penuh haru.

Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang menunjukkan antusiasme mahasiswa baru terhadap masa depan akademik yang ditawarkan Prodi IAT. Kegiatan ini bukan sekadar penyambutan, melainkan titik awal pembentukan kesadaran akademik dan keberanian untuk bermimpi besar.