Prodi IAT UIN Sunan Kalijaga Gelar Kuliah Umum Kritis, Dorong Mahasiswa Olah Pikir dan Laku Tadabbur Al-Qur'an

Yogyakarta, 4 November 2025 — Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT), Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI), Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) sukses menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema mendalam "Menjembatani Teks & Konteks: Menggali Relevansi Al-Qur'an melalui Tadabbur untuk Isu-Isu Sosial." Acara ini berlangsung di Teatrikal Perpustakaan UIN Suka dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa, khususnya dari angkatan awal.

Pesan Institusional: Olah Pikir dan Tadabbur Filosofis

Acara dibuka oleh Dekan FUPI UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Robby Habiba Abror, yang menyampaikan apresiasi atas inisiatif Prodi IAT. Prof. Robby menekankan bahwa mahasiswa tidak hanya dituntut menguasai teks, tetapi juga olah pikir dan olah laku yang berkesesuaian dengan Al-Qur'an. "Khususnya kepada teman-teman IAT, fokuslah pada laku tadabbur Al-Qur'an. Proses ini harus diperkaya, dan kami mendorong mahasiswa untuk menggunakan referensi filosofis mendalam seperti karya Mulla Shadra guna mencapai pemahaman teks yang komprehensif," ujar Prof. Robby, menegaskan pentingnya tradisi intelektual Islam.

Mengkaji Ulang Tafsir di Bawah Bayang-Bayang Imperialisme

Kuliah umum menghadirkan dua akademisi dengan rekam jejak riset yang kuat di tingkat global: Rizki Amelia Iffati, M.Sc. (Founder Islam Bergerak, Kandidat Doktor ARI NUS Singapura) dan Lien Iffah Naf'atu Fina, M.A. (Dosen IAT UIN Suka, sedang studi di University of Chicago, USA). Rizki Amelia Iffati mengawali diskusi dengan memaparkan urgensi "Teologi Praksis Solidaritas Islam." Ia mengajak peserta untuk mewujudkan ilmu tafsir menjadi "The Walking Qur'an," di mana pengetahuan menjadi praktik nyata yang memicu perjuangan keadilan sosial. "Tadabbur Al-Qur'an adalah perjalanan dari teks menuju konteks. Ilmu harus menghasilkan manusia yang bergerak memperjuangkan keadilan, bukan hanya pemahaman kognitif," jelas Rizki Amelia, seraya mengkritik Feminisme Imperialisme dan menekankan pentingnya solidaritas. Sementara itu, Lien Iffah Naf'atu Fina menyoroti tesis kritis tentang "Irisan proyek tafsir dan proyek imperialisme kontemporer." Lien Iffah mengungkapkan bahwa narasi keislaman tertentu berpotensi dimanfaatkan untuk kepentingan geopolitik. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya "Independent Thinking" dan keberanian intelektual untuk mengurai problem keumatan tanpa terperangkap dalam konstruksi pengetahuan yang bias.

Kuliah umum ini merupakan wujud komitmen Prodi IAT UIN Sunan Kalijaga dalam melahirkan sarjana yang memiliki otoritas epistemik dan sensitivitas sosial tinggi. Antusiasme mahasiswa menunjukkan tingginya minat generasi muda untuk terlibat dalam wacana keislaman yang kritis dan progresif.

Subkhani Kusuma Dewi