Rasam Alquran dan Qira’at

Rasam Alquran dan Qira’at

Hubungan Rasam Alquran dengan Qira’at dapat dilihat dari dua hal, Pertama, bahwa rasam mushaf utsmani menjadi salah satu syarat atau tolak ukur diterimanya suatu qira’ah. Dua syarat lainnya adalah memiliki sanad yang shahih, dan sesuai dengan kaidah-kaidah dalam bahasa Arab. Kedua, terkait pada praktik bacaan, termasuk persoalan cara waqaf/berhenti pada suatu kata.

Ulama qira’at menjelaskan bahwa qira’at yang diterima harus sesuai dengan salah satu rasam mushaf utsmani. Hal ini dikarenakan mushaf-mushaf yang ditulis di masa Utsman memiliki perbedaan. Di antara contohnya adalah Qs. al-Baqarah: 116 di mushaf Syam ditulis tanpa huruf Wawu (قالوا اتخذ الله ولدا) sedangkan mushaf di daerah lain ditulis dengan Wawu (وقالوا اتخذ الله ولدا). Ibnu Mujahid (w. 324 H) menjelaskan bahwa hanya Ibnu ‘Amir al-Syami yang membaca tanpa Wawu, dan Imam-imam lain membaca dengan Wawu. Di Surat yang sama ayat 132, Imam Nafi’ dan Ibnu ‘Amir membaca dengan Alif (وأوصى بها) sesuai mushaf Madinah dan Syam, selain dua imam tersebut membaca tanpa Alif (ووصى بها) sesuai dengan mushaf Bashrah dan Kufah.

Contoh di surat lain, Qs. Ali ‘Imran: 133, mushaf Madinah dan Syam menulisnya tanpa huruf Wawu (سارعوا) begitu juga bacaan imam Nafi’ dan Ibn ‘Amir, mushaf lain menulisnya dengan Wawu (وسارعوا). Qs. Yasin: 35 di mushaf Kufah tertulis tanpa huruf Ha’ (وما عملت أيديهم) begitu juga bacaan di riwayat imam Syu’bah dari imam ‘Ashim, imam Hamzah dan imam al-Kisa’i. imam-imam lain dari Qurra’ Sab’ah membaca dengan Ha’ (وما عملته أيديهم) sebagaimana tertulis di mushaf selain mushaf Kufi.

Contoh-contoh di atas tergolong dalam kategori muwafaqah tahqiqiyyah. Beda dengan contoh bacaan di al-Fatihah (maaliki) dengan Alif padahal tulisan mushaf tanpa alif (ملك) maka ini masuk kategori muwafaqah ihtimaliyyah.

Kaidah penulisan dalam bahasa Arab (Qawa’id al-Imla’) bahwa Ta’ ta’nits ditulis Ta’ maftuhah/mabsuthah jika kata itu kata kerja (قالت) (جاءت) (صامت), akan tetapi jika bukan kata kerja maka ditulis dengan Ta’ marbuthah (رحمة) (شجرة) (ابنة). Berbeda dengan di Alquran yang sering terdapat perkecualian dalam penulisan kata-kata tertentu, hal ini berhubungan dengan bacaan. Karena beberapa imam lebih mengutamakan berhenti dengan bunyi sesuai dengan yang tertulis, contoh jika tertulis (لعنة) maka berhenti dengan membaca Ha’, tetapi jika tertulis (لعنت) maka berhenti dengan membaca Ta’.

Banyak kitab tajwid, seperti Muqaddimah al-Jazariyyah, yang membahas tentang al-Ta’aat. Ini pembahasan ilmu rasam yang berhubungan dengan ilmu tajwid. Ada sekitar 20 kata yang dibahas dalam topik ini. Contoh kata (رحمة) ditulis dengan Ta’ marbuthah di seluruh Alquran kecuali tujuh tempat ditulis (رحمت), semua kata (شجرة) ditulis dengan Ta’ marbuthah kecuali satu tempat di tulis dengan ta’ maftuhah (شجرت الزقوم) Qs. al-Dukhan: 43.

Wallahu A'lam

Kolom Terpopuler