Pada hari Senin 3 Juni 2024, mahasiswa prodi Ilmu al-Qur'an dan Tafsir yang mengambil mata kuliah Agama-agama Dunia, mengadakan kunjungan studi lapangan keKlenteng Kwan Tee Kiong di Jl. Poncowinatan, kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta. tersebut didampingi oleh Nur Edi Prabha Susila Yahya, S.Th.I., M.Ag selaku dosen pengampu matakuliah Agama-Agama Dunia.

Kunjungan pertama kali ini diterima oleh Margo pengurus Klenteng. Mahasisswa tiga kelas datang pada sing hari, dan rombongan dibagi menjadi dua kelompok tour, kelompok pertama berada di bawah naungan Eka Putra dan kelompok kedua di bawah naungan Johan. Johan sendiri adalah anggota Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, sedangkan Eka Saputra sebagai Wakil Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia.

Dimulai dari Altar Tengah dalam klenteng tertua di Indonesia, Eka dan Johan menjelaskan bahwa klenteng Kwan Tee Kiong didirikan atas izin dari Sri Sultan Hamengku Buwono VII atas permintaan warga Tionghoa di Yogyakarta pada tahun 1881. Pembangunan baru selesai pada tahun 1907 di atas tanah hibah dari pihak Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Bangunan berdiri kokoh dari tiang Balok Kayu besar selebar satu pelukan orang dewasa. Dipenuhi ornament dan pahatan yang menceritakan keseharian orang Tionghoa. Lalu dijelaskan pula bentuk melengkung dari atap yang melambangkan keluasan langit semesta. Lalu dijelaskan pula mengenai hewan hewan kuno seperti naga yang memiliki 5 simbol khusus, atau burung hong yang memiliki khasian khusus.

Eka Putra dan Johan juga mengajak para mahasiswa berkeliling klenteng. Tiap ruangan dijelaskan dengan terperinci mahasiswa merespon dengan antusias mendengarkannya.

Mahasiswa juga mendapat penjelasan tentang ajaran Konghucu bahwa sebagai manusia harus berbakti pada orang tua, leluhur dan guru. Jangan pernah melupakan leluhur yang telah memberikan jalan hidup bagi keturunannya (kita) saat ini.

Kunjungan dan dialog ke Klenteng Kwan Tee Kiong Poncowinatan ini merupakan hal baru bagi mahasiswa Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Diharapkan kunjungan ini bisa memberikan pemahaman yang baik terhadap agama lain sehingga tercipta masyarakat yang rukun dan harmonis, agar kelak menjadi manusia Indonesia yang inklusif dan dan dapat menjaga kerukunan antarumat beragama.